Sepengal Kisahku “Sebentar Yang Amat Membekas”
“aku disini dan kau disana, hanya
berjumpa via suara, namun ku selalu menunggu saat kita akan berjumpa, meski kau
kini jauh disana, kita memandang langit yang sama, jauh dimata namun…….dekat
dihati”.
Sepenggal lagu RAN “Dekat Dihati” sudah begitu
banyak menggambarkan rasaku yang pernah singgah dihati cieee. Disini aku akan
menceritakan kisahku, yang munggkin engga seberapa hebatnya dengan Romeo
Juliet, dan engga sehebat Tom And Jerry, cerita yang aku pastiin bakal ngantung
diakhir, tapi bagaimanapun inilah kisahku yang akan aku bagi dengan teman
teman.
Kenalin,
aku Riki (bukan nama sebenarnya) berkuliah di salah satu Universitas di kota S
yang terkenal dengan hawa sejuknya (sekarang panas -__-) semester 4. Dan aku
seorang jones wkwkwk jomblo udah hampir 3 tahun ini, walaupun ini adalah
pilihan bagiku yang memang ingin komitmen dengan mencari 1 sebagai yang
terspesial. Jadi sendiri dahulu adalah komitmen. Dan aku mempunyai sahabat
karib, yang selalu ada buat aku, susah seneng bakalan selalu ada buat aku,
namanya Wicak. Dan Wicak ini adalah perantaraku bertemu dengan sosok wanita
terindah, yang entah mengapa datang rasa yang begitu besar dengan cepatnya,
mungkin juga ini campur tangan atas kuasa Tuhan.
Masih
ingat betul, pada bulan Juli, dimana umat muslim sedang melaksanakan sholat
tarawih, tidak halnya denganku dan Wicak, kami mbolos sholat tarawih dan ngbrol
ngalur ngidul di kamar. Entah mengapa ada saja topik yang selalu kami bahas,
entah itu menghina seseorang, atau bahkan orang yang baik-baikpun bisa kami
tertawakan, itulah kami dengan segala kehinaan kami :D. Lalu tiba tiba sepupu
perempuanku memanggilku
“Kiiiiiiii beliin sosis bakar dong, yang gede itu”
“yo seekkk
bentar yo” jawabku.
Tak lama kemudian kami
menuju Pa*co, dimana tempat ini terkenal dengan ayam gepraknya, juga menjual
Sosis bakar sebagai hidangan tambahanya. Setelah memesan kami ngobrol seperti
biasa dan entah mengapa aku bilang ke Wicak bahwa aku iri dengannya yang bisa
pacaran bertahun tahun dan bisa menjaga komitmen begitu lama. Dia tahu masa
laluku bersama “S” yang pedot di tengah jalan begitu saja, dan aku masih
sendiri sampai saat ini setelahnya. Lalu Wicak mengeluarkan Hp nya dan
melihatkan kontak BBMnya
“ndes, mau tak kenalin ini sama ini engga? Cantik nih
temen baiku SMA juga, aku jamin wes”
“cantik sih cantik, jomblo engga? :D” sahutku
“belum sih, katanya loss kontak 5 bulan, paling juga
putus hahahah” (dengan biasa ngomong asal njeplaknya)
“hahahahhah, yaudah bilangin aku boleh minta engga,
kalo boleh ya tak invite, kalo engga yawes bukan jodoh wkwkwk (celetuku)”
Beberapa
saat kemudian wasis ngebbm doi, dan dikasih tahu bahwa boleh-boleh aja kalo mau
nginvite, dan seketika itu juga langsung aku invite. Setelah sekian lama
munculah nama “Sowang” yang telah menerima pertemananku di bbm, dan langsung ku
buka DPnya. SubhanAllah batinku. Bisa ku gambarkan bahwa Sowang memakai jilbab
merah, sangat cocok dengan wajah buletnya, kulit putih, hidung mancung, mata bullet
duhhhh kok ya tipe aku banget. Tapi aku engga mau terburu-buru karena niat
awalku adalah memperbanyak teman, dan tidak terburu-buru dengan pencarian
seorang pacar. Singkat cerita lalu aku bbm Sowang.
“makasih ya dah di accept, hehe, salam kenal”
“iya, salam kenal juga” jawaban dengan singkat ini
sudah cukup membuat hati dag dug der,
Singkat cerita mulailah
aku nge bbm dia, kepo soal dia. Dan Sowang ini orangnya welcome banget, ramah
juga walaupun dengan orang baru sepertiku. Dan mulailah aku mencaritahu masalah
pribadinya. Sowang cerita, belum lama waktu aku invite dia, dia putus dengan
pacarnya. Dan dia nyritain detail semuanya. Saat bermula dia nabrak seseorang
waktu perjalanan pulang ke kotaku, Sowang berniat minta bantuan ke pacarnya,
namun tanggapanya lain, dan banyak alasan yang menyudutkan Sowang akhirnya
putuslah mereka. Hatiku yang semula gembira mendengar dia putus, hilang sudah
saat Sowang menceritakan kejadian tersebut, sedih rasanya mendengar ceritanya
tadi. Dan selama itu juga aku ngecoba hibur dia, ngasih perhatian ke Sowang
supaya setidaknya dia ngerasa dia engga sendiri, dan hasil positif juga aku
dapet bahwa dia udah bisa terbuka lagi, dan ngajak bercanda balik.
Tepat dua hari setelah
kami berkenalan, Sowang mengajak Wicak untuk buka bersama, sebetulnya ini untuk
acara Sowang dengan sahabatnya Dora, dan Wicak dengan pacarnya. Namun pacarnya
Wicak tidak bisa ikut maka diajaklah aku untuk menemani Wicak yang sebelumnya
ijin ke Sowang dahulu kalau pacarnya diganti aku saat acara nanti, dan Sowang
mengiyakan.
“ndes, nanti bukber yah, diajakin Sowang nihh”
“ah yang bener? Yawes mangkaaaaaaaaaaaaaat”
Aku yang tadi pulang
kuliah berniat langsung tidur karena capek, berubah 180 derajat, langsung
semangat dan langsung mandi. Dan tak berapa lama Wicak sudah menungguku diluar
dan langsung kami berangkat ke Co*mo, ini tempat biasa untuk muda mudi pacaran.
Setelah sampai di parkiran, engga tahu kenapa kok grogi banget, mau balik
pulang tengsin sama Wicak yaudah deh masuk aja, toh pikirku juga Cuma makan. Tak
disangka dan dididuga setelah naik ke tangga menuju lantai 2, Sowang dan Dora
sudah menunggu kami berdua, dan sepersekian detik aku terdiam dibuatnya. “ya
Allah…..” batinku. Masih ingat dengan betul Sowang sangat cantik dengan Jilbab merahnya,
berpadu dengan lipstick merah, baju abu2 dan tas coklat miliknya. Sampai ditempat
duduk yang itu lesehan. Aku langsung mengeluarkan Hpku, yang kulakuan hanya
buka BBM, cek RU, tutup, buka lagi menu, keluar tutup lagi. Duh baru kali ini seorang
Riki engga berkutik dihadapan cewe. Setelah kami bersalaman dengan kenalan
secara langsung dia senyum manis dan memperkenalkan namanya. Sungguh senyum
yang teramat manis. Tak banyak bicara aku disana, hanya melihat Wicak dan
Sowang bercanda gurau dengan girangnya, ingin ikut nimbrung dengan mereka
berdua, apa daya, lidah terasa kaku dan hanya bisa mengotak atik HP yang
sebenarnya tidak terjadi apa2 untuk pelampiasan grogi ku. Singkat cerita
selesai sudah acara kami makan, setelah berpamitan dia masuk ke Mercy abu2nya,
lalu pulang mendahului kami, namun aku dan Wicak menyempatkan waktu ke Kedai
Susu Segar yang ada di alun-alun kota. Saat perjalanan itu yang aku pikirkan Cuma
Sowang, dan masih terdiam dan terbayang2, lalu Wicak membuyarkan suasana
“ndes, kamu engga suka to? Kok diem aja daritadi,
engga mau ikut ngobrol lagi”
“jujur ya, kalo dibilang suka sih engga, tapi suka
bangeeeeeeet T_T, masyaAllah cak, aku tadi grogi banget sumpah, mau ikut
ngobrol kok ya gak bisa”
“owalah to nang nang, tak kira kamu engga suka
buahahahahhahahah”
Lanjutlah perbincangan kami kalau Wicak mau
membantuku untuk sekedar dekat dengan Sora.
Lalu
aku chat Sowang di bbm, sekedar mengingatkan dia sholat, ngasih ucapan selamat
berbuka puasa, sweetdream, dan dengan ping berjibun untuk membangunkan dia
sahur, karena Sowang ini sangat susah bangun, dan karenaya kadang dia engga
sahur karena telat bangun.
Lama
kami bbman akhirnya aku bisa kenal dengan Sowang, aku ngerasa nyaman saat bbm
dengan dia. Dan selama aku bbm dengan Sowang ini aku bisa mengenal pribadi
Sowang. Sowang ini adalah pribadi yang sangat kuat, begitu banyak masalah yang
dia alami diluar kondisi masalah aku saat ini, dan dia masih bisa berusaha
senyum, dan masih meyakinkan aku bahwa dia masih kuat dan tidak apa2. Di sisi
lain, Sowang itu lucu orangnya, kadang juga kaya anak kecil yang lucu yang
seperti minta dikasih permen, kadang juga bisa dewasa banget saat aku nyritain
masalah aku. Dengan hal ini aku tertarik dengan sikap dia yang bisa nempatin
kondisi tergantung suasananya. Dan mulai saat inilah aku ngerasa seperti ada
yang hadir didalam hati aku
“semakin ku
lihat masalalu, semakin hatiku tak menentu, tetapi satu sinar terangi jiwaku,
saat ku melihat senyummu… Dan kau hadir, merubah segalanya, MENJADI LEBIH
INDAH, kau bawa cintaku setinggi angkasa, membuatku merasa sempurna”
Komitmen
yang aku bangun hampir 3 tahun ini, yang engga akan pernah ngebuka hati lagi
untuk cewe yang belum aku anggep bener bisa ngebuka paksa gembok kunci yang
akan aku pilih, dan benar lagunya Adera tadi, satu sinar senyum Sowang yang
meruntuhkan komitmenku. Tidak percaya begitu saja dengan perasaan ini, yang
mungkin saja hanya perasaan sementara aku curhat ke Wicak. Wicak ini orangnya
alim banget, lalu dia menyarankan mumpung di bulan puasa, coba deh sholat
Istiqarah, minta petunjuk sana, sholat malem. Dan saran itupun aku lakuin, hampir
tiap malem dan setiap sholat wajib aku minta do’a ke Allah, atas apa yang aku
rasain. dan masih terus berhubungan baik dengan Sowang, walau hanya sebatas
chat bbm. Masih ingat betul dia chat aku duluan, bak rejeki nomplok, dichat
Sowang duluan adalah sesuatu yang mebahagiakan
“PING!!”
“iya, kenapa Sowang hehe?”
“udah engga bangunin aku sahur sekarang?”
“iya maaf Sowang, baru ada kerjaan ini itu hehe”
Aku boong disitu,
walaupun memang ada banyak kerjaan kuliah yang numpuk, tapi itu bukan alasan
aku engga chat dia saat sahur dating. Ada satu miss komunikasi ku yang
terbutakan oleh cemburu waktu itu, (duh bahasanya :P) namun dari situ aku tahu
positifnya bahwa Sowang sudah terbuka benar denganku.
Dan pernah suatu kali dia bilang kalau kangen
denganku, alamaaaaaaaak
“PING!!”
“iya sowang kenapa?””
“gpp kok, Cuma miss miss sama Riki”
“wihhh tumben nih kangen hahah”
“yaudah deh kalo gak bolehhh (ngambek ceritanya) :D”
Lama kami bbman juga
tiap dia ganti Dp, pasti aku save, dan tiap malem aku buka satu satu menjelang
tidur, dan aku ngebayangin, bahwa bagaimana punya pacaryang sedemikian
indahnya. Tak lama setelah itu aku pun tidur yang kadang ada Sowang dimimpiku.
Hari dimana kuliah
dimulai di kampus Sowang sudah akan mulai, Sowang kembali ke kotanya dan
meninggalkan rasa sedih yang begitu besar, karena mungkin pertemuan di Co*mo
adalah pertemuan terakhir kami, dan aku menyesal kenapa tidak berani
mengajaknya keluar lagi. Dia pun berpamitan dan setelah sampai di koya Y untuk
segera mengabariku. Setelah sampai seperti biasa, aku selalu ngechat dia,
ngingetin sholat, makan dan sebagainya.
Lalu disuatu malam aku
termenung, diam dan berfikir. Aku yakinin hati aku bahwa aku memang cinta
Sowang, namun aku juga ngeyakinin hati aku bahwa ini terlalu cepat, dan
berjanji engga akan menuntut banyak dari Sowang. Aku berkomitmen juga bahwa aku
janji bakalan selalu ada buat Sowang, apapun keadanya, apapun status kita, aku
akan tulus menjadi orang pertama yang ada di depan Sowang untuk membantu
Sowang, tanpa berfikiran sebagai sarana agar aku bisa jadi pacar Sowang. Entah kenapa
aku bisa berfikiran seperti ini. Suatu ketika dia curhat ada masalah yang
sedang dia alami, dan aku hanya hadir sebatas mengisi hari Sowang lewat bbm
semata, namun itu sudah dikata cukup untuk Sowang, dengan kata-kata manisnya
dia sempat bilang, bahwa aku adalah cowo pertama yang baik ke Sowang, Sowang
ngerasa dingertiin banget, beda dengan cowo yang selama ini dia kenal. Dan aku
pastiin ke Sowang, bahwa siapa aja yang benar-benar cinta ke seseorang, dia
akan ngelakuin segalanya demi orang yang disayang, tanpa memikirkan ambisi dia
sendiri. Kalau ditanya, apa aku cinta sama Sowang? Jawabanku pastilah iya. Dan apa
aku pengen jadi pacar Sowang? Dan jawabanya pasti iya. Namun semua ambisi itu
akan bias keadanya karena kita tulus buat ngejaga orang yang disayangi, bahwa
orang yang kita sayangi kedudukanya lebih penting dari sekedar status itu
sendiri. Status pacar itu bukanlah suatu yang pengen aku capai untuk
membahagiakan Sowang, status “pacar” tidak akan penting lagi jika kita
berkomitmen untuk membahagiakan orang yang kita sayang. Dan bagiku satu hari
sangat berate untuk membuat Sowang merasa aku selalu ada buat dia, selalu
ngasih perhatian untuk bisa ngejaga dia. Dan itu semua lebih penting dari
sekedar Cuma pengen aku jadi pacar Sowang.
Dan semua yang aku
rasain ini sudah aku ceritakan semua ke Sowang, dan Sowang juga menanggapinya
dengan positif. Dan pikirku jarak waktu kami yang terbatas ini engga bisa
ngenunjukin bahwa aku benar-benar sayang dengan Sowang. Lama aku berfikir
bagaimana caranya bisa ngasih sesuatu yang bermakana yang belum pernah Sowang
rasain, tapi dia bisa bener2 ngerasa rasa itu ada walau jarak kami yang engga
memungkinkan untuk ketemu. Akhirnya aku putusin buat bikin rekaman dari webcam,
dan aku nyanyi disitu
“dia hanya dia
dihidupku, dia hanya dia di mataku. Tak perlu ku bermimipi yang indah, karena
ada dia dihidupku… kuingin dia yang sempurna, untuk diriku yang biasa, kuingin
hatinya, kuingin cintanya, kuingin semua yang ada pada dirinya….”
Aku
nyanyiin lagu Sammy yang judulnya “DIA”, sebelumnya aku pinjem gitar di tempat
Rio, karena Cuma Rio ini yang punya gitar mahal yang suaranya bagus yang bisa
dipinjam. Ini karena aku engga punya gitar sendiri T_T, setelah malam2 ke
Tuntang untuk mengambil gitar malam itu juga aku mencari Chord diinternet, dan
langsung pasang webcam dan mulailah aku bermain. Udah bertahun-tahun lamanya
aku engga nggitar lagi, jadi jari-jariku yang semula Cuma perih saat menekan
chord, sampai lecet jadinya, bahkan sobek. Pikirku nanggung kalo berhenti saat
itu juga, langsung aku kasih hansaplas dan bikin video lagi. Terhitung sudah 17
kali aku rekam saat aku nyanyi, dan semuanya tidak pas. Aku berusaha semaksimal
mungkin untuk bisa membuat yang bagus. Emang engga bakat nyanyi dengan suara
yang jelek dan gitaran yang tak kalah jelek pula, aku pilih diantara 18 rekaman
tadi yang paling bagus dan aku kirimkan ke dia. Dan dalam hatiku semoga Sowang
engga ngelihat suara didalam video itu, semoga yang dilihat adalah niat didalam
video itu. Karena emang jauh dari kata bagus. Langsung aku kirimkan ke emailnya
untuk segera didownload. Sempat dia marah karena katanya boros kuota, namun
akhirnya dia juga senang aku bikini video tersebut. walaupun katanya engga ada
gambarnya -___-. Dan aku suruh untuk membuka di laptop, karena kalo di hp emang
gak bakalan ada gambarnya.
Hari
ke hari, siang dan malam aku terus berdoa supaya ada jalan dimana kita bisa
ketemu, dan semoga diberikan kemudahan untuk keluarga Sowang bisa berkumpul,
dan bahagia kembali. Dan saat aku buka Instagram beberapa waktu lalu, sungguh
rasa syukur yang tak terkira adik Sowang mengupload foto dengan suasana
gembira, semua keluarga terkumpul disitu, dan do’aku dijawab sudah oleh Allah. Memang
do’a yang bersungguh2 dan dengan niat baik, Allah akan selalu mendengarnya.
Dan
mungkin sudah berkali kali banyaknya aku bilang tentang yang aku rasain ke
Sowang, namun Sowang belum bisa memulai kembali, dia masih takut untuk memulai
hubungan kembali. Dia masih ngerasain sakit oleh mantanya kemarin. Dan aku bisa
ngerti soal perasaan Sowang saat ini, karena emang jalan ceritanya engga bisa
diterima gitu aja. Dan aku bilang ke Sowang, aku bilang gini bukanya aku mau
nembak, tapi emang pengen juju raja, dan Cuma pengen ngelepasin unek-unek aja
dihati. Biar sedikit lega rasanya.
Chat
kami masih berjalan seperti biasanya, kadang Sowang juga memberikan suatu
perhatian yang aku rasakan. Mungkin biasa saja untuk Sowang, namun bukan
denganku, perhatian kecil yang dia berikan kadang bisa terngiang2 seharian
lamanya. Dan singkat cerita masalah pun muncul. Bbm Sowang di nonaktifin, dan hampir
beberapa hari kami tidak kontak-kontakan lagi, lalu aku sms dia, menanyakan
bagaimana bbmnya mau diaktifin lagi apa emang udah dinonaktifin aja? Dan dia
ngejawan kalau mau kontak bisa sms aja atau pakai Line. Dan beberapa hari
sesudahnya karena bosen dengan sms, aku beranikan telfon untuk pertama kalinya,
dan itupun jam 11 malem. Dan ternyata dia lebih cerewet di telefon, bahagia
bisa ngedenger suaranya. Suaranya itu lhooh “nyumik nyumik” gimana gitu, lucu
imut duh tambah bahagia rasanya. Dan kadang kami juga chat di komen instagram,
dan tiap saat aku liat kegiatan Sowang di Intagram. Dan beberapa hari sesudahnya
saat aku sms, engga ada balasan sama sekali, aku telfon juga tidak bisa. Mungkin
sibuk pikirku, dan itu sudah hampir seminggu. dan akhirnya tiap malam aku
memberikan sms untuk sekedar mengucap mimpi indah, atau dijam sholat dan makan
siang untuk mengingatkanya. Namun engga ada balasan sms dari dia, dan itu bukan
maslah buatku, yang penting seperti komitmenku dahulu aku bakalan selalu ada
buat dia.
Hari
kuliahku pun mulai usai, dan aku dengan Wicak punya rencan ke Kota Y untuk
liburan, walaupun niat utamaku adalah bertemu dengan Sowang. Dan niatku untuk
nabung susah terkendali, banyak sekali pengeluaran disana sini dan hilangnya
uang tabunganku, dan mulai menghalani untuk waktu liburanku. Sampai akhirnya
Desember pun datang. Uang yang aku kumpulin dengan susah payah kemarin akhirnya
terkumpul. Namun niatan untuk pergi berlibur ke kotanya hilang sudah. Saat aku
membuka Instagram dia, (emang tiap hari aku stalking sora, sampai hari ini)
masih ingat dia upload foto dengan bando berbentuk telinga macan dan ada satu
komen yang memujinya cantik dan memangil dia “yang”, ah mungkin Cuma cowo biasa
batinku, namun selang beberapa saat, Sowang membalasnya dengan makasih dan
memanggilnya “yang” juga. Dan begitu banyak emoticon yang menyertainya,
termasuk emot kiss. Saat membuka foto itu posisiku sedang makan di warung Nasi
Goreng bersama Wicak, dan seharian itu pulalah hilang selera makanku, dan
mengajak Wicak untuk berkeliling kota. Sekedar mencari udara segar. Dan saat
itupulah aku ingat dengan janjiku dahulu. Bahwa bagaimanapun keadaanya, apapun
status aku dengan Sowang, aku janji bakalan selalu ada buat Sowang. Kecewa?
Cemburu? Itu bukan hal yang penting lagi, apapun pilihan Sowang, aku bakalan
selalu mendukung. Dan engga hentinya aku berdo’a semoga pilihan Swang kali ini
benar, dan bisa menjaga hati dan cinta Sowang. Dan aku selalu berdoa agar bisa
langgeng dan bahagia bersama pilihanya. Dan semoga dia masih ingat dengan
janjiku yang bakalan selalu ada buat dia, dan aku berharap jika suatu saat dia
punya masalah. Masih ada aku yang bakalan selalu siap menjadi orang pertama
yang selalu ada di depan. Dan kini komitmenku kembali lagi, akan menjadi
pribadi yang lebih baik untuk hubungan yang baik nanti. Dan dari pelajaran ini
semoga aku bisa menjadi pribadi yang lebih baik, dan mempersiapkan diri untuk
hubungan yang aku bina nanti. Dan aku engga akan terburu-buru soal jodoh
ataupun pacar. Dan soal Sowang, aku janji bakalan selalu ada buat kamu,
kapanpun, dimanapun, dan saat apapun aku akan selalu ada buat kamu..
Dan
masih banyak lagi cerita yang belum sempat tertulis disini, dan mungkin lain
waktu, akan di ceritakan dari sudut pandang Sowang sendiri (semoga). Thanks J
“Jika
aku bukan jalanmu, ku berhenti mengharapkanmu. Jika aku memang tercipta untukmu….
Ku kan memilikimu…… jodoh pasti bertemuuuu…”