Kamis, 25 Desember 2014

Terimakasih atas pembelajaran ini :)

“pernah kah kau merasa.. jarak antara kita.. kini semakin terasa.. setelah kau (jadian dengan dia)…”
Nyesek?? Ah engga juga. Tapi kalo ditanya apa yang dirasain sekarang memang “kehilangan” adalah suatu kata yang emang tepat. Kadang dalam hati itu seakan ngajak “gelut”(salahe nyenengi wong sing ndue pacar!!!) terus aku jawab sendiri isi hatiku (mikiro ndes!! Nek kon iso seneng mbe wong liya lakyo aku wes iso milih ket mbien2) dan ternyata mungkin aku sedikit gila sekarang? Yaudah ini hanya intro yang isinya hanya sekedar basa basi. Mari kita masuk ke topic pembahasan hahaha
Gini sebenranya, aku tuh sebenere miss miss sama sodedu (pake logat kamu) kangen jaman bisa chat-chatan jaman puasa kemaren. Aku bisa becanda sama sowang, bisa sok-sokan ngasi perhatian, terus bisa sok-sokan marahin kamu kalo lagi makan pedes, sok-sokan marahin kamu kalo kamu lupa sholat, dan sok-sokan ngasih masukan ke kamu kalo kamu lagi ada masalah. Tapi ya mau gimana lagi? Sms aja sekarang dah gak pernah kebales, IG juga kadang dibales kadang engga, masa ya mau bilang kangen ke kamu di IG, ntar pacarnya marah lagi hehe. Dah engga keitung deh aku sms ke kamu berapa kali, yang semula dulu ada icon terkirim, sekarang dah engga ada. Entah kmnya ganti nomer, atau ada urusan lain, atau mungkin udah lupa sama aku. Nah pada saat itu aku terbesit sebuah pemikiran konyol bahwa “segala sesuatu yang terjadi itu ada dua sisi, tinggal mana yang ingin kamu ambil, sisi kiri atau kanan” nah kata-kata yang aku bilangin tadi barusan adalah sisi Sebelah kiri yang memandang segala sesuatunya dengan emosi, nah pemikiranku sekarang adalah aku ingin berterima kasih sama Sowang J. Kenapa aku harus berterimakasih ke Sowang, karena Sowang mengajarkan sesuatu yang berharga yang engga terucap dari dari mulut Sowang. Seuatu yang berharga itu adalah Sowang seperti memberikan pembelajaran bahwa segala sesuatu itu engga harus diraih, cukup dirasakan dari dalam hati.
Aku juga mau bilang, makasih Sowang udah ngajarin aku juga untuk terbiasa tanpa kabar dari Sowang, mungkin ini juga yang terbaik buat aku untuk menerima keadaanku sekarang. Beberapa bulan belakangan ini yang ada dipikiranku Cuma Sowang. Makan kek tidur kek semua ada Sowang. Aku ngeliat mbak2 hidunge mancung aku keinget Sowang, aku ngeliat ada mobil Mercedes keinget Sowang, Liat mbak2 pake jilbab merah keinget Sowang. Liat mbak2 makan pedes, liat kucing Persia, liat boneka Stritch(engga tau namanya yg warnanya biru itu). Liat papan penunjuk jalan lokasi Jogja keinget Sowang. Aku liat mobil plat AB keinget Sowang. Duh apa-apa kok semua mengigatkan wajah “nyumik-nyumiknya” Sowang. Nah mungkin Sowang dengan tanpa kabar ini seperti mengajarkan untuk bisa “move on” dengan keadaanku sekarang. Mungkin juga ini yang terbaik buat aku, untuk bisa memulai hubungan yang lebih baik kedepanya, seperti mbak Sowang dengan pacarnya sekarang. Iri aku mbak Sowang udah punya pacar duluan sedangkan aku belom hehe. Doain nyusul yah, walaupun entah kapan waktunya yang penting aku bakalan mbenerin hatiku dulu hehe
Maaf yah q nge DM mbak Sowang dengan ini lagi. Soalnya aku bingung mau ngabarin gimananya, sms dah gak pernah dibales, bbm mati, fb mati, path udah gak pake, line udah dibuat sarang laba2 mungkin. Yang aku tau mbak Sowang masih aktif di IG, yaudah aku kabarin aja lewat sini.
Aku bilang gini bukan sebuah kata perpisahan lho yah, karena aku yakin entah kapan waktunya kita bakalan ketemu lagi menjadi sahabat baik, walaupun pengenya lebih, kali dikasih sahabatan sama Tuhan aku juga gak bakalan nolak hehe.
Oh iya, tahun baru nanti itu aku diajak tahun barunan di Jogja, mendengar kata itu bukan liburanya yang terbesit dipikiranku, melainkan Sowang. Nah semoga kalo aku jadi tahun barunan disana aku bisa ketemu sama mbak Sowang, aku mau nanyain mbak Sowang bisa ketemu atau engga engga tau lewat mananya, ya semoga aja bisa ketemu. Itupun kalo mbak Sowang engga ada acara sendiri sama pacarnya di malam Tahun Baru :D

Yaudah deh mbak gitu aja, semoga mbak Sowang bisa sehat terus di Jogja, mudah kuliahnya, rajin ibadahnya, dapet nilai bagus di tugas-tugasnya Dan seperti yang aku bilang tadi, makasih udah memberikan sesuatu yang bahagia. Dan semoga dilain kesempatan aku bisa ketemu lagi dengan mbak Sowang yah dengan kondisi dan suasanya yang lebih baik daripada dengan blog ini  J. Mungkin ini tulisan terakhir mbak, engga tau besok mau nulis lagi tentang unek2ku atau engga hehe. Maaf yah udah nganggu waktunya mbak Sowang dengan tulisan engga mutu ini, soalnya bingung mau ngabarin mbak Sowang biar tahu kalo aku engga lupa sama mbak Sowang hehe. Yaudah Wassalamualikum wr wb J

Rabu, 10 Desember 2014

Rasa yang kadang tak bisa dimengerti

Apakah semua yang kurasakan ini cinta? Ah aku belum berani berkesimpulan bahwa apa semua yang aku rasakan ini. Aku belum terlalu dewasa untuk mengerti apa itu cinta, aku juga belum cukup dewasa untuk memilikinya, apalagi untuk memeliharanya. Namun satu yang kurasakan ini berbeda dari kebanyakan rasa yang ditimbulkan oleh perempuan. Rasa ingin memiliki, rasa ingin membahagiakan, rasa ingin melindungi, dan rasa ingin selalu ada didekatnya selalu muncul setiap hari. Dan entah mengapa rasa itu terus tumbuh dan besar melebihi definisi cinta itu sendiri menurutku. Sebentar aku termenung, kuambil handphone ku, lalu ku temui galeri foto disitu, sejenak aku terdiam membisu. Tak sepatah kataku keluar saat kunikmati ciptaan Tuhan yang begitu indah, yang dikenal dengan sebutan perempuan. Dan sejenak aku melupakan bahwa dia yang aku kagumi sekarang ini sudah memiliki status lain yang tak sama lagi denganku. Sejenak aku melupakan bahwa sosok yang aku kagumi telah memiliki pangeran hatinya tersendiri. Dan saat itu semua mulai mengetuk hatiku untuk berterus terang, bahwa aku mencintai seseorang yang sudah memiliki dambatan hati? Sejenak aku ingin melupakan, pergi menghilang dan memulai kehidupan baru. Aku juga ingin bahagia seperti dia yang aku kagumi saat ini. Namun sampai saat ini aku belum bisa menemukan jawaban, kenapa aku terus nyaman dengan kesendirianku yang menantikan dia datang untuk membuka hatiku. Dia yang pernah membuka hatiku untuk beberapa waktu lalu, dan terus membuka dan mengangga untuk sejenak menutup pintunya. Lantunan suara lucunya, paras indah yang terlukis indah di wajahnya, raut kerut kebingungan yang seolah itu semua hanya aku yang memiliki. Datang dan pergi terus selalu mengisi ruang sempit yang aku kenal dengan perasaan ini. Entah datang darimana, rasa nyaman saat memandang, rasa nyamaan saat mendengarkan tiap kata demi kata yang hanya sebatas lewat handphone kecil ini. Handphone kecil yang lebih berarti yang kuasanya bisa menembus jarak dan ruang kami yang sejenak bisa mendekatkan fisik kami untuk bertegur sapa. Walau kini aku belum bisa memiliki apa yang disebut cinta itu yang berasal dari hatimu, paling tidak raut wajah yang kini diam sejenak di handphoneku seperti mengisyaratkan bahwa "aku hanya untukmu". Dan teringan quote indah yang baru saja ku baca dan kuresapi benar bahwa “TERKADANG TUHAN HANYA MEMPERTEMUKAN, BUKAN MEMPERSATUKAN” dan dibalik kata itu aku percaya, Tuhan mempertemukan kita tanpa tujuan, melainkan memberikan jalan untuk kita, dan kita lah yang membangun jalan itu untuk apa, dan untuk bagaimana. Dan kelak, Tuhan akan membantu dengan kuasanya, dan membei ikatan diantara kita, yang biasa dikenal orang dengan sebutan “CINTA

Senin, 08 Desember 2014

Sepengal Kisahku “Sebentar Yang Amat Membekas”
          “aku disini dan kau disana, hanya berjumpa via suara, namun ku selalu menunggu saat kita akan berjumpa, meski kau kini jauh disana, kita memandang langit yang sama, jauh dimata namun…….dekat dihati”.
 Sepenggal lagu RAN “Dekat Dihati” sudah begitu banyak menggambarkan rasaku yang pernah singgah dihati cieee. Disini aku akan menceritakan kisahku, yang munggkin engga seberapa hebatnya dengan Romeo Juliet, dan engga sehebat Tom And Jerry, cerita yang aku pastiin bakal ngantung diakhir, tapi bagaimanapun inilah kisahku yang akan aku bagi dengan teman teman.
            Kenalin, aku Riki (bukan nama sebenarnya) berkuliah di salah satu Universitas di kota S yang terkenal dengan hawa sejuknya (sekarang panas -__-) semester 4. Dan aku seorang jones wkwkwk jomblo udah hampir 3 tahun ini, walaupun ini adalah pilihan bagiku yang memang ingin komitmen dengan mencari 1 sebagai yang terspesial. Jadi sendiri dahulu adalah komitmen. Dan aku mempunyai sahabat karib, yang selalu ada buat aku, susah seneng bakalan selalu ada buat aku, namanya Wicak. Dan Wicak ini adalah perantaraku bertemu dengan sosok wanita terindah, yang entah mengapa datang rasa yang begitu besar dengan cepatnya, mungkin juga ini campur tangan atas kuasa Tuhan.
            Masih ingat betul, pada bulan Juli, dimana umat muslim sedang melaksanakan sholat tarawih, tidak halnya denganku dan Wicak, kami mbolos sholat tarawih dan ngbrol ngalur ngidul di kamar. Entah mengapa ada saja topik yang selalu kami bahas, entah itu menghina seseorang, atau bahkan orang yang baik-baikpun bisa kami tertawakan, itulah kami dengan segala kehinaan kami :D. Lalu tiba tiba sepupu perempuanku memanggilku
“Kiiiiiiii beliin sosis bakar dong, yang gede itu”
 “yo seekkk bentar yo” jawabku.
Tak lama kemudian kami menuju Pa*co, dimana tempat ini terkenal dengan ayam gepraknya, juga menjual Sosis bakar sebagai hidangan tambahanya. Setelah memesan kami ngobrol seperti biasa dan entah mengapa aku bilang ke Wicak bahwa aku iri dengannya yang bisa pacaran bertahun tahun dan bisa menjaga komitmen begitu lama. Dia tahu masa laluku bersama “S” yang pedot di tengah jalan begitu saja, dan aku masih sendiri sampai saat ini setelahnya. Lalu Wicak mengeluarkan Hp nya dan melihatkan kontak BBMnya
“ndes, mau tak kenalin ini sama ini engga? Cantik nih temen baiku SMA juga, aku jamin wes”
“cantik sih cantik, jomblo engga? :D” sahutku
“belum sih, katanya loss kontak 5 bulan, paling juga putus hahahah” (dengan biasa ngomong asal njeplaknya)
“hahahahhah, yaudah bilangin aku boleh minta engga, kalo boleh ya tak invite, kalo engga yawes bukan jodoh wkwkwk (celetuku)”
            Beberapa saat kemudian wasis ngebbm doi, dan dikasih tahu bahwa boleh-boleh aja kalo mau nginvite, dan seketika itu juga langsung aku invite. Setelah sekian lama munculah nama “Sowang” yang telah menerima pertemananku di bbm, dan langsung ku buka DPnya. SubhanAllah batinku. Bisa ku gambarkan bahwa Sowang memakai jilbab merah, sangat cocok dengan wajah buletnya, kulit putih, hidung mancung, mata bullet duhhhh kok ya tipe aku banget. Tapi aku engga mau terburu-buru karena niat awalku adalah memperbanyak teman, dan tidak terburu-buru dengan pencarian seorang pacar. Singkat cerita lalu aku bbm Sowang.
“makasih ya dah di accept, hehe, salam kenal”
“iya, salam kenal juga” jawaban dengan singkat ini sudah cukup membuat hati dag dug der,
Singkat cerita mulailah aku nge bbm dia, kepo soal dia. Dan Sowang ini orangnya welcome banget, ramah juga walaupun dengan orang baru sepertiku. Dan mulailah aku mencaritahu masalah pribadinya. Sowang cerita, belum lama waktu aku invite dia, dia putus dengan pacarnya. Dan dia nyritain detail semuanya. Saat bermula dia nabrak seseorang waktu perjalanan pulang ke kotaku, Sowang berniat minta bantuan ke pacarnya, namun tanggapanya lain, dan banyak alasan yang menyudutkan Sowang akhirnya putuslah mereka. Hatiku yang semula gembira mendengar dia putus, hilang sudah saat Sowang menceritakan kejadian tersebut, sedih rasanya mendengar ceritanya tadi. Dan selama itu juga aku ngecoba hibur dia, ngasih perhatian ke Sowang supaya setidaknya dia ngerasa dia engga sendiri, dan hasil positif juga aku dapet bahwa dia udah bisa terbuka lagi, dan ngajak bercanda balik.
Tepat dua hari setelah kami berkenalan, Sowang mengajak Wicak untuk buka bersama, sebetulnya ini untuk acara Sowang dengan sahabatnya Dora, dan Wicak dengan pacarnya. Namun pacarnya Wicak tidak bisa ikut maka diajaklah aku untuk menemani Wicak yang sebelumnya ijin ke Sowang dahulu kalau pacarnya diganti aku saat acara nanti, dan Sowang mengiyakan.
“ndes, nanti bukber yah, diajakin Sowang nihh”
“ah yang bener? Yawes mangkaaaaaaaaaaaaaat”
Aku yang tadi pulang kuliah berniat langsung tidur karena capek, berubah 180 derajat, langsung semangat dan langsung mandi. Dan tak berapa lama Wicak sudah menungguku diluar dan langsung kami berangkat ke Co*mo, ini tempat biasa untuk muda mudi pacaran. Setelah sampai di parkiran, engga tahu kenapa kok grogi banget, mau balik pulang tengsin sama Wicak yaudah deh masuk aja, toh pikirku juga Cuma makan. Tak disangka dan dididuga setelah naik ke tangga menuju lantai 2, Sowang dan Dora sudah menunggu kami berdua, dan sepersekian detik aku terdiam dibuatnya. “ya Allah…..” batinku. Masih ingat dengan betul Sowang sangat cantik dengan Jilbab merahnya, berpadu dengan lipstick merah, baju abu2 dan tas coklat miliknya. Sampai ditempat duduk yang itu lesehan. Aku langsung mengeluarkan Hpku, yang kulakuan hanya buka BBM, cek RU, tutup, buka lagi menu, keluar tutup lagi. Duh baru kali ini seorang Riki engga berkutik dihadapan cewe. Setelah kami bersalaman dengan kenalan secara langsung dia senyum manis dan memperkenalkan namanya. Sungguh senyum yang teramat manis. Tak banyak bicara aku disana, hanya melihat Wicak dan Sowang bercanda gurau dengan girangnya, ingin ikut nimbrung dengan mereka berdua, apa daya, lidah terasa kaku dan hanya bisa mengotak atik HP yang sebenarnya tidak terjadi apa2 untuk pelampiasan grogi ku. Singkat cerita selesai sudah acara kami makan, setelah berpamitan dia masuk ke Mercy abu2nya, lalu pulang mendahului kami, namun aku dan Wicak menyempatkan waktu ke Kedai Susu Segar yang ada di alun-alun kota. Saat perjalanan itu yang aku pikirkan Cuma Sowang, dan masih terdiam dan terbayang2, lalu Wicak membuyarkan suasana
“ndes, kamu engga suka to? Kok diem aja daritadi, engga mau ikut ngobrol lagi”
“jujur ya, kalo dibilang suka sih engga, tapi suka bangeeeeeeet T_T, masyaAllah cak, aku tadi grogi banget sumpah, mau ikut ngobrol kok ya gak bisa”
“owalah to nang nang, tak kira kamu engga suka buahahahahhahahah”
Lanjutlah perbincangan kami kalau Wicak mau membantuku untuk sekedar dekat dengan Sora.
            Lalu aku chat Sowang di bbm, sekedar mengingatkan dia sholat, ngasih ucapan selamat berbuka puasa, sweetdream, dan dengan ping berjibun untuk membangunkan dia sahur, karena Sowang ini sangat susah bangun, dan karenaya kadang dia engga sahur karena telat bangun.
            Lama kami bbman akhirnya aku bisa kenal dengan Sowang, aku ngerasa nyaman saat bbm dengan dia. Dan selama aku bbm dengan Sowang ini aku bisa mengenal pribadi Sowang. Sowang ini adalah pribadi yang sangat kuat, begitu banyak masalah yang dia alami diluar kondisi masalah aku saat ini, dan dia masih bisa berusaha senyum, dan masih meyakinkan aku bahwa dia masih kuat dan tidak apa2. Di sisi lain, Sowang itu lucu orangnya, kadang juga kaya anak kecil yang lucu yang seperti minta dikasih permen, kadang juga bisa dewasa banget saat aku nyritain masalah aku. Dengan hal ini aku tertarik dengan sikap dia yang bisa nempatin kondisi tergantung suasananya. Dan mulai saat inilah aku ngerasa seperti ada yang hadir didalam hati aku
semakin ku lihat masalalu, semakin hatiku tak menentu, tetapi satu sinar terangi jiwaku, saat ku melihat senyummu… Dan kau hadir, merubah segalanya, MENJADI LEBIH INDAH, kau bawa cintaku setinggi angkasa, membuatku merasa sempurna
            Komitmen yang aku bangun hampir 3 tahun ini, yang engga akan pernah ngebuka hati lagi untuk cewe yang belum aku anggep bener bisa ngebuka paksa gembok kunci yang akan aku pilih, dan benar lagunya Adera tadi, satu sinar senyum Sowang yang meruntuhkan komitmenku. Tidak percaya begitu saja dengan perasaan ini, yang mungkin saja hanya perasaan sementara aku curhat ke Wicak. Wicak ini orangnya alim banget, lalu dia menyarankan mumpung di bulan puasa, coba deh sholat Istiqarah, minta petunjuk sana, sholat malem. Dan saran itupun aku lakuin, hampir tiap malem dan setiap sholat wajib aku minta do’a ke Allah, atas apa yang aku rasain. dan masih terus berhubungan baik dengan Sowang, walau hanya sebatas chat bbm. Masih ingat betul dia chat aku duluan, bak rejeki nomplok, dichat Sowang duluan adalah sesuatu yang mebahagiakan
“PING!!”
“iya, kenapa Sowang hehe?”
“udah engga bangunin aku sahur sekarang?”
“iya maaf Sowang, baru ada kerjaan ini itu hehe”
Aku boong disitu, walaupun memang ada banyak kerjaan kuliah yang numpuk, tapi itu bukan alasan aku engga chat dia saat sahur dating. Ada satu miss komunikasi ku yang terbutakan oleh cemburu waktu itu, (duh bahasanya :P) namun dari situ aku tahu positifnya bahwa Sowang sudah terbuka benar denganku.
Dan pernah suatu kali dia bilang kalau kangen denganku, alamaaaaaaaak
“PING!!”
“iya sowang kenapa?””
“gpp kok, Cuma miss miss sama Riki”
“wihhh tumben nih kangen hahah”
“yaudah deh kalo gak bolehhh (ngambek ceritanya) :D”
Lama kami bbman juga tiap dia ganti Dp, pasti aku save, dan tiap malem aku buka satu satu menjelang tidur, dan aku ngebayangin, bahwa bagaimana punya pacaryang sedemikian indahnya. Tak lama setelah itu aku pun tidur yang kadang ada Sowang dimimpiku.


Hari dimana kuliah dimulai di kampus Sowang sudah akan mulai, Sowang kembali ke kotanya dan meninggalkan rasa sedih yang begitu besar, karena mungkin pertemuan di Co*mo adalah pertemuan terakhir kami, dan aku menyesal kenapa tidak berani mengajaknya keluar lagi. Dia pun berpamitan dan setelah sampai di koya Y untuk segera mengabariku. Setelah sampai seperti biasa, aku selalu ngechat dia, ngingetin sholat, makan dan sebagainya.
Lalu disuatu malam aku termenung, diam dan berfikir. Aku yakinin hati aku bahwa aku memang cinta Sowang, namun aku juga ngeyakinin hati aku bahwa ini terlalu cepat, dan berjanji engga akan menuntut banyak dari Sowang. Aku berkomitmen juga bahwa aku janji bakalan selalu ada buat Sowang, apapun keadanya, apapun status kita, aku akan tulus menjadi orang pertama yang ada di depan Sowang untuk membantu Sowang, tanpa berfikiran sebagai sarana agar aku bisa jadi pacar Sowang. Entah kenapa aku bisa berfikiran seperti ini. Suatu ketika dia curhat ada masalah yang sedang dia alami, dan aku hanya hadir sebatas mengisi hari Sowang lewat bbm semata, namun itu sudah dikata cukup untuk Sowang, dengan kata-kata manisnya dia sempat bilang, bahwa aku adalah cowo pertama yang baik ke Sowang, Sowang ngerasa dingertiin banget, beda dengan cowo yang selama ini dia kenal. Dan aku pastiin ke Sowang, bahwa siapa aja yang benar-benar cinta ke seseorang, dia akan ngelakuin segalanya demi orang yang disayang, tanpa memikirkan ambisi dia sendiri. Kalau ditanya, apa aku cinta sama Sowang? Jawabanku pastilah iya. Dan apa aku pengen jadi pacar Sowang? Dan jawabanya pasti iya. Namun semua ambisi itu akan bias keadanya karena kita tulus buat ngejaga orang yang disayangi, bahwa orang yang kita sayangi kedudukanya lebih penting dari sekedar status itu sendiri. Status pacar itu bukanlah suatu yang pengen aku capai untuk membahagiakan Sowang, status “pacar” tidak akan penting lagi jika kita berkomitmen untuk membahagiakan orang yang kita sayang. Dan bagiku satu hari sangat berate untuk membuat Sowang merasa aku selalu ada buat dia, selalu ngasih perhatian untuk bisa ngejaga dia. Dan itu semua lebih penting dari sekedar Cuma pengen aku jadi pacar Sowang.
Dan semua yang aku rasain ini sudah aku ceritakan semua ke Sowang, dan Sowang juga menanggapinya dengan positif. Dan pikirku jarak waktu kami yang terbatas ini engga bisa ngenunjukin bahwa aku benar-benar sayang dengan Sowang. Lama aku berfikir bagaimana caranya bisa ngasih sesuatu yang bermakana yang belum pernah Sowang rasain, tapi dia bisa bener2 ngerasa rasa itu ada walau jarak kami yang engga memungkinkan untuk ketemu. Akhirnya aku putusin buat bikin rekaman dari webcam, dan aku nyanyi disitu
dia hanya dia dihidupku, dia hanya dia di mataku. Tak perlu ku bermimipi yang indah, karena ada dia dihidupku… kuingin dia yang sempurna, untuk diriku yang biasa, kuingin hatinya, kuingin cintanya, kuingin semua yang ada pada dirinya….”
            Aku nyanyiin lagu Sammy yang judulnya “DIA”, sebelumnya aku pinjem gitar di tempat Rio, karena Cuma Rio ini yang punya gitar mahal yang suaranya bagus yang bisa dipinjam. Ini karena aku engga punya gitar sendiri T_T, setelah malam2 ke Tuntang untuk mengambil gitar malam itu juga aku mencari Chord diinternet, dan langsung pasang webcam dan mulailah aku bermain. Udah bertahun-tahun lamanya aku engga nggitar lagi, jadi jari-jariku yang semula Cuma perih saat menekan chord, sampai lecet jadinya, bahkan sobek. Pikirku nanggung kalo berhenti saat itu juga, langsung aku kasih hansaplas dan bikin video lagi. Terhitung sudah 17 kali aku rekam saat aku nyanyi, dan semuanya tidak pas. Aku berusaha semaksimal mungkin untuk bisa membuat yang bagus. Emang engga bakat nyanyi dengan suara yang jelek dan gitaran yang tak kalah jelek pula, aku pilih diantara 18 rekaman tadi yang paling bagus dan aku kirimkan ke dia. Dan dalam hatiku semoga Sowang engga ngelihat suara didalam video itu, semoga yang dilihat adalah niat didalam video itu. Karena emang jauh dari kata bagus. Langsung aku kirimkan ke emailnya untuk segera didownload. Sempat dia marah karena katanya boros kuota, namun akhirnya dia juga senang aku bikini video tersebut. walaupun katanya engga ada gambarnya -___-. Dan aku suruh untuk membuka di laptop, karena kalo di hp emang gak bakalan ada gambarnya.
            Hari ke hari, siang dan malam aku terus berdoa supaya ada jalan dimana kita bisa ketemu, dan semoga diberikan kemudahan untuk keluarga Sowang bisa berkumpul, dan bahagia kembali. Dan saat aku buka Instagram beberapa waktu lalu, sungguh rasa syukur yang tak terkira adik Sowang mengupload foto dengan suasana gembira, semua keluarga terkumpul disitu, dan do’aku dijawab sudah oleh Allah. Memang do’a yang bersungguh2 dan dengan niat baik, Allah akan selalu mendengarnya.
            Dan mungkin sudah berkali kali banyaknya aku bilang tentang yang aku rasain ke Sowang, namun Sowang belum bisa memulai kembali, dia masih takut untuk memulai hubungan kembali. Dia masih ngerasain sakit oleh mantanya kemarin. Dan aku bisa ngerti soal perasaan Sowang saat ini, karena emang jalan ceritanya engga bisa diterima gitu aja. Dan aku bilang ke Sowang, aku bilang gini bukanya aku mau nembak, tapi emang pengen juju raja, dan Cuma pengen ngelepasin unek-unek aja dihati. Biar sedikit lega rasanya.
            Chat kami masih berjalan seperti biasanya, kadang Sowang juga memberikan suatu perhatian yang aku rasakan. Mungkin biasa saja untuk Sowang, namun bukan denganku, perhatian kecil yang dia berikan kadang bisa terngiang2 seharian lamanya. Dan singkat cerita masalah pun muncul. Bbm Sowang di nonaktifin, dan hampir beberapa hari kami tidak kontak-kontakan lagi, lalu aku sms dia, menanyakan bagaimana bbmnya mau diaktifin lagi apa emang udah dinonaktifin aja? Dan dia ngejawan kalau mau kontak bisa sms aja atau pakai Line. Dan beberapa hari sesudahnya karena bosen dengan sms, aku beranikan telfon untuk pertama kalinya, dan itupun jam 11 malem. Dan ternyata dia lebih cerewet di telefon, bahagia bisa ngedenger suaranya. Suaranya itu lhooh “nyumik nyumik” gimana gitu, lucu imut duh tambah bahagia rasanya. Dan kadang kami juga chat di komen instagram, dan tiap saat aku liat kegiatan Sowang di Intagram. Dan beberapa hari sesudahnya saat aku sms, engga ada balasan sama sekali, aku telfon juga tidak bisa. Mungkin sibuk pikirku, dan itu sudah hampir seminggu. dan akhirnya tiap malam aku memberikan sms untuk sekedar mengucap mimpi indah, atau dijam sholat dan makan siang untuk mengingatkanya. Namun engga ada balasan sms dari dia, dan itu bukan maslah buatku, yang penting seperti komitmenku dahulu aku bakalan selalu ada buat dia.
            Hari kuliahku pun mulai usai, dan aku dengan Wicak punya rencan ke Kota Y untuk liburan, walaupun niat utamaku adalah bertemu dengan Sowang. Dan niatku untuk nabung susah terkendali, banyak sekali pengeluaran disana sini dan hilangnya uang tabunganku, dan mulai menghalani untuk waktu liburanku. Sampai akhirnya Desember pun datang. Uang yang aku kumpulin dengan susah payah kemarin akhirnya terkumpul. Namun niatan untuk pergi berlibur ke kotanya hilang sudah. Saat aku membuka Instagram dia, (emang tiap hari aku stalking sora, sampai hari ini) masih ingat dia upload foto dengan bando berbentuk telinga macan dan ada satu komen yang memujinya cantik dan memangil dia “yang”, ah mungkin Cuma cowo biasa batinku, namun selang beberapa saat, Sowang membalasnya dengan makasih dan memanggilnya “yang” juga. Dan begitu banyak emoticon yang menyertainya, termasuk emot kiss. Saat membuka foto itu posisiku sedang makan di warung Nasi Goreng bersama Wicak, dan seharian itu pulalah hilang selera makanku, dan mengajak Wicak untuk berkeliling kota. Sekedar mencari udara segar. Dan saat itupulah aku ingat dengan janjiku dahulu. Bahwa bagaimanapun keadaanya, apapun status aku dengan Sowang, aku janji bakalan selalu ada buat Sowang. Kecewa? Cemburu? Itu bukan hal yang penting lagi, apapun pilihan Sowang, aku bakalan selalu mendukung. Dan engga hentinya aku berdo’a semoga pilihan Swang kali ini benar, dan bisa menjaga hati dan cinta Sowang. Dan aku selalu berdoa agar bisa langgeng dan bahagia bersama pilihanya. Dan semoga dia masih ingat dengan janjiku yang bakalan selalu ada buat dia, dan aku berharap jika suatu saat dia punya masalah. Masih ada aku yang bakalan selalu siap menjadi orang pertama yang selalu ada di depan. Dan kini komitmenku kembali lagi, akan menjadi pribadi yang lebih baik untuk hubungan yang baik nanti. Dan dari pelajaran ini semoga aku bisa menjadi pribadi yang lebih baik, dan mempersiapkan diri untuk hubungan yang aku bina nanti. Dan aku engga akan terburu-buru soal jodoh ataupun pacar. Dan soal Sowang, aku janji bakalan selalu ada buat kamu, kapanpun, dimanapun, dan saat apapun aku akan selalu ada buat kamu..
            Dan masih banyak lagi cerita yang belum sempat tertulis disini, dan mungkin lain waktu, akan di ceritakan dari sudut pandang Sowang sendiri (semoga). Thanks J

“Jika aku bukan jalanmu, ku berhenti mengharapkanmu. Jika aku memang tercipta untukmu…. Ku kan memilikimu…… jodoh pasti bertemuuuu…”